Jumat, 21 Mei 2010

PENDIDIK PAUD MENUJU PENINGKATAN MUTU


Bangsa Indonesia konon katanya ketinggalan di berbagai sektor dibanding dengan bangsa lain, bahkan tetangga kita Malaysia yang dulu belajar ke negri kita, kini lebih maju. Ya.. murid kadang lebih maju dari gurunya. Tapi... masak sih ketinggalan terus? Apa kata dunia? Namun seringkali kita bingung harus memulai dari mana? Lakukanlah apa yang kita bisa.


Karena kita berkecimpung di dunia pendidikan anak usia dini, pendidik PAUD harus cerdas, pandai menyikapi perkembangan zaman, pandai membaca apa yang dibutuhkan anak-anak di masa depan ketika kelak mereka dewasa, pandai memprediksi apa yang akan terjadi (dengan cara-cara ilmiah tentunya).


Namun yang disayangkan adalah apabila pendidik PAUD sendiri tidak memiliki kemauan untuk meningkatkan kualitas dirinya, padahal untuk meningkatkan kualitas anak didik tentu pendidik dulu yang harus berkualitas. Untuk membuat anak-anak kita kaya dengan pengetahuan alias sugiharti tentu pendidik dulu yang harus kaya, untuk memberi anak-anak bekal bagi masa depan mereka, pendidik dulu yang harus kaya dengan bekal.


Untuk memperkaya diri dengan pengetahuan alias agar sugiharti, banyak cara di antaranya dengan membaca berbagai literatur, rajin menambah pengetahuan melalui seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, dan sebagainya. Untuk memberi bekal bagi pendidik itulah HIMPAUDI Kabupaten Ciamis melaksanakan Program Peningkatan Profesi Pendidik PAUD Non Formal yang kini sudah sampai pada angkatan ke 3. Ada empat kompetensi yang menjadi acuan yang harus dikuasai oleh pendidik yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi profesional, 3) kompetensi sosial, 4) kompetensi kepribadian.


Banyak suka duka dan kelucuan-kelucuan termasuk keprihatinan dan keharuan dalam menyelenggarakan program tersebut. Bahkan ada ironical pedagogik (meniru istilah pak Ali Nugraha), ketika kami mengundang Pak Ali Nugraha, ternyata ada juga pendidik yang tidak mau memanfaatkan kedatangan beliau yang super sibuk dan susah dicari itu. Kedatangan beliau adalah peluang. Sayang sekali ada dua orang pendidik yang sudah dipersilahkan masuk ke ruangan, diberi saran untuk meningkatkan pengetahuan, menyayangkan untuk tidak memungut mutiara yang sudah ada di depan mata, menyayangkan kenapa ketika makanan sudah disuapkan oleh kita tetapi malah tidak ditelan. Kedua pendidik PAUD itu ngeloyor pergi tanpa basa basi, tanpa alasan, tanpa permohonan ma'af tidak dapat mengikuti kegiatan, sehingga dengan su'udhan saya mempertanyakan seberapa besarkah kesungguhannya untuk mendapatkan pengetahuan? Subhanallah... ternyata kerja kita masih berat, peluang beramal masih banyak.